#

Mencari Kriteria Ideal Calon Pendamping Danny di Pilwalkot Makassar

Selasa, 25 Juli 2017 | 13:23 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Teka teki calon wakil Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto di Pilwalkot Makassar 2018 mendatang masih menjadi tanda tanya. Sejak isu bakal retak dengan Wakil Wali Kota, Syamsu Rizal, publik pun digiring membaca langkah politik Danny untuk menentukan wakilnya.

Epicentrum Politica menilai bahwa Danny setidaknya sudah mengantongo sejumlah nama dari berbagai latar belakang, seperti politisi, birokrat, pengusaha dan berbagai profesi liannya.

pt-vale-indonesia

“Setidaknya mekanisme untuk menuju ke salah satu nama sudah jauh hari dilakukan Danny ,agar ia tidak sembarangan tebang pilih nama,” kata Direktur Epicentrum Politica, Iin Fitriani kepada GoSulsel.com, pada Selasa (25/7/2017).

Disis lain sejumla figur memantau dan memberikan isyarat siap mendampingi Danny. Hal ini bukan tanpa alasan, jika melihat progres yang dilakukan kepemimpinan Danny – Ical (DIA) selama ini, Iin menilai Danny memiliki kans besar untuk kembali memimpin Makassar untuk periode selanjutnya.

“Bersama Deng Ical, sebenarnya Danny cukup berhasil menata kota ini, namun dinamika politik selalu sulit untuk dipastikan,” tuturnya.

Lantas seperti apa calon Wakil Wali Kota yang mesti digandeng Danny, ini saran Epicentrum Politica?

Iin menilai apapun latar belakang calon 02 atau Wakil Wali Kota Danny , sebaiknya orang yang berpengalaman di pemerintahan dan paham arah kepentingan eksekutif dan legislatif secara internal dan eksternal. Hal ini demi untuk kemampuan ‘memagari’ Danny untuk melanjutkan visi dan misinya jika kelak terpilih lagi.

“Calon pendamping danny harus punya pengaruh di irisan dukungan loyalis SYL, IAS dan NH. Tiga irisan dukungan yang kental pengaruhnya di kota makassar secara khusus dan sulsel secara umum,” ucap Iin.

Dia mengatakan, pasangan Danny harus punya kemampuan komunikasi lintas partai, sehingga bisa memperkecil kemungkinan bentrokan konflik yang biasanya menjadi penghalang besar bagi stabilitas roda pemerintahan.

“Pengalaman tersebut sudah dialami Danny 5 tahun belakangan ini, benturan berbagai kepentingan yang menghasilkan ketidakpuasan berujung pada peluang besar retaknya kekompakan “DIA” di pilwalkot mendatang,” jelas Iin.

Iin juga menyarankan, Danny harus mempertimbangkan ketokohan calon wakilnya, ia haruslah orang yang mampu mendongkrak pencalonan Danny jika dipasangkan bersamanya.

“Calon wakil Danny harus punya basis massa yang mampu bersaing dengan para calon lainnya, dalam hal sebaran dan akar rumput. karena jika jadi berpisah dengan Deng Ical, akan ada peta dukungan baru dengan pasangan yang baru,” kata Iin fitriani.(*)


BACA JUGA