#

IYL Bangkitkan Lagi Semangat Demokrasi Ala Bugis-Makassar

Sabtu, 29 Juli 2017 | 18:14 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Baharuddin - GoSulsel.com

Makassar,GoSulsel.com  – Datu Luwu Andi Maradang Macklulau membeberkan alasannya kenapa ikut terlibat di penentuan pasangan Ichsan Yasin Limpo (IYL) di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.

Bagi tokoh kharismatik di tana Luwu ini, selain figuritas dan komitmen IYL sebagai pembeda, model penentuan pasangannya juga melalui pendekatan musyawarah yang lama ditinggalkan masyarakat.

pt-vale-indonesia

Wakil IYL dinilai terpilih lewat proses demokrasi yang dianut orang-orang Bugis Makassar, sejak dahulu kala. Yakni musyawarah. Tak ada gontok-gontokan atau saling menjatuhkan.

Bagi Datu Luwu yang dilibatkan dalam proses musyawarah ini, cara-cara yang ditempuh IYL, adalah politik yang bermartabat sekaligus telah membangkitkan alam demokrasi ala Bugis Makassar yang telah lama ditinggalkan. 

“Sulsel itu berbeda dengan daerah lain. Prinsip-prinsip dalam pemilihan pemimpin tidak boleh lepas dari tatanan budaya. Yaitu saling asih. Sipakalebbi, Sipakatau. Itu prinsip dasar. Dengan dasar itu, Pak ichsan meminta kepada kita untuk bermusyawarah,” tutur Andi Maradang melalui video testimoninya yang ditampilkan di pengumuman pasangan.

Bagi Andi Maradang, inilah yang seharusnya dilakukan. Seorang pemimpin, tak boleh dipilih hanya karena perasaan. “Karena ini untuk kemaslahatan seluruh masyarakat. Bukan untuk kepentingan Pak Ichsan pribadi,” sambungnya. 

Ditegaskan Andi Maradang, publik jangan kaget dengan cara musyawarah yang dilakukan Ichsan. Sebab, musyawarah dalam tradisi Bugis Makassar bukan sesuatu yang baru. 

“Hanya kemudian oleh Pak Ichsan kemudian dibangkitkan kembali. Hasilnya akan membuat kita semua lega. Karena hasil musyawarah itulah yang terbaik. 

Masih menurut Andi Maradang, Ichsan telah mengajarkan cara-cara berpolitik bermartabat. Dengan kata lain, Ichsan membawa alam demokrasi Bugis Makassar kembali ke khittahnya.

“Dulu leluhur saya berpolitiknya dengan cara demikian. Bagaimana Tellumpocco’e itu duduk bersama. Datu Luwu Andi Djemma, Somba ri Gowa dan Mangkau ri Bone, duduk bersama-sama. Tidak ada merasa lebih tinggi,” tutupnya.


BACA JUGA