Dua Hari di Korsel, Ini Hasil Penelitian IYL

Selasa, 29 Agustus 2017 | 18:24 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Baharuddin - GoSulsel.com

Makassar,GoSulsel.com – Ichsan Yasin Limpo (IYL) benar-benar memaksimalkan kunjungan studi komparasinya di Korea Selatan (Korsel), Senin hingga Selasa (28-29/8/2017).

Kandidat doktor bidang hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini, menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan pakar pendidikan dan manajemen pendidikan di sejumlah lokasi. Diantaranya dengan Dewan Pendidikan (board of education), Jakjeon Hight School, dan Cheongyang Elementary School.

pt-vale-indonesia

“Korea Selatan memiliki perhatian serius di bidang pendidikan. Keterbatasan sumber daya alam menjadikan negara yang dikenal dengan negeri Ginseng tersebut, bertekad untuk terus menciptakan manusia unggul melalui pendidikan yang berkualitas,” ujar Ichsan Yasin Limpo, mantan Bupati Gowa dua periode yang dikenal sebagai pelopor pendidikan gratis di Sulsel tersebut.

Dalam mewujudkannya, sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi keharusan di Korsel demi bisa memenuhi hak warga negara untuk mendapatkan pelayanan pendidikan  yang bermutu tanpa diskriminasi. 

IYL menyebutkan bahwa pemerintah Korsel menjamin ketersedian anggaran, terutama bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. 

Kurikulum pendidikan di Korea, diterapkan dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi. Matematika, sains dan studi sosial menjadi mata pelajaran utama yang diajarkan di sekolah mulai di jenjang pendidikan primer (primary education) untuk anak berusia 6-14 tahun,  hingga jenjang pendidikan sekunder (secondary education). 

Seperti halnya Indonesia, terang IYL, jenjang pendidikan sekunder di Korea Selatan dilaksanakan enam tahun, masing-masing tiga tahun SMP dan tiga tahun untuk SMA dan atau sederajat.

“Test dan menilai hasil belajar siswa tetap diterapkan oleh guru-guru di Korsel, namun ujian seleksi calon siswa baru ditiadakan sesuai kebijakan gubernur dan walikota di Korsel,” ujar alumni terbaik Lemhanas tersebut.

Sebelumnya, IYL melakukan studi komparasi selama tiga hari di Jepang. Di negara ini, IYL berdiskusi dengan akademisi yang dikenal sebagai pakar bidang kebudayaan dan kebudayaan, Prof Dr Tadashi Oguma. Kandidat Calon Gubernur Sulsel ini juga melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah di Jepang. 

Sekadar diketahui, Ichsan Yasin Limpo terus memanfaatkan waktunya melakukan penelitian langsung di Korea Selatan. Selama dua hari berturut-turut, mantan Bupati Gowa yang dikenal tegas ini, mengunjungi berbagai sekolah.

Selasa (29/08/17 misalnya, IYL yang fokus melakukan penelitian tentang pendidikan dasar untuk penyusunan disertasi gelar doktornya di Unhas, berkesempatan meninjau sekaligus melihat langsung proses belajar-mengajar di Elementery School Cheongyang.

Di sekolah setingkat SD ini, IYL yang dikenal sebagai pelopor pendidikan gratis di Indonesia, diterima langsung oleh Kepala Sekolah Yeo Seong Weon, serta sejumlah guru di sekolah moderen tersebut.

Selama sekitar dua jam, IYL yang selama tujuh hari melakukan penelitian di Jepang dan Korea, mendapat penjelasan oleh kepala sekolah dan guru mengenai proses belajar mengajar ke siswa, baik untuk mata pelajaran kelas 1-2, maupun kelas tiga ke atas.

Di samping itu, IYL yang belum lama ini dinobatkan oleh lembaga kemanusiaan PBB sebagai tokoh peduli pengungsi di Indonesia, juga membandingkan tentang cara tenaga pendidik menjelaskan setiap mata pelajaran ke siswa. Begitu pun soal posisi duduk, dan seragam siswa.

“Ini penting menjadi bahan penelitian saya, karena terkait proses belajar-mengajar yang dibuat se-nyaman mungkin di ruang kelas,” tutur IYL, melalui rilis yang diterima redaksi, Selasa (29/08/17) siang.

Dengan kunjungan ke sekolah setingkat SD ini, maka IYL sudah mengambil sampel penelitian di semua tingkatan sekolah di negara tetangga Jepang tersebut selama dua hari berturut-turut.


BACA JUGA