#Menuju Parlemen 2019
Berikut Kendala dan Keuntungan Caleg Incumbent Versi Politisi Ini
Makassar, GoSulsel.com — Calon Anggota Legislatif (Caleg) incumbent memang memiliki keuntungan dibandingkan para Caleg pendatang baru. Pengalaman dan jabatan selama kurang lebih 4 tahun tentu memiliki efek elektoral.
Meski begitu, bukan berarti Caleg incumbent tidak memiliki tantangan. Hal ini diketahui setelah GoSulsel.com berbincang dengan salah satu legislator incumbent dari Fraksi NasDem, Mario David.
“Pasti ada beberapa tantangannya, apalagi saat ini kan sudah banyak partai, artinya banyak Caleg yang memperebutkan kursi,” ucap Mario saat berbincang dengan GoSulsel.com di Gedung DPRD Kota Makassar, Jalan AP. Pettarani, Makassar, pada Selasa (21/8/2018).
Dari pengakuan Mario, ada beberapa tantangan dan keuntungan Caleg incumbent, berikut penjelasannya:
*) Tantangan
1. Makin Banyak Parpol dan Caleg
Ketua Komisi A DPRD Kota Makassar itu mengakui, banyaknya Parpol pendatang baru menjadi tantangan semua Caleg, khususnya incumbent. Apalagi, jika salah satu tim dari Caleg incumbent pada Pileg sebelumnya ikut pada kontestasi Pileg 2019.
“Makin banyak partai kan artinya makin banyak Caleg. Jadi kita semakin banyak untuk memperebutkan jumlah kursi yang disediakan di Dapil yang sama,” kata Mario.
2. Ekspektasi Masyarakat Terlalu Tinggi
Sangat wajar jika masyarakat memiliki pengharapan atau ekspektasi yang tinggi kepada Caleg incumbent. Apalagi, mereka yang incumbent telah diberikan amanah paling sedikit 4 tahun mengabdi di parlemen.
“Kita Caleg incumbent, ekspektasi masyarakat begitu tinggi. Namun incumbent tidak selamanya memenuhi ekspektasi masyarakat diangkat 100 persen, paling tidak hanya bisa menyelesaikan 40 sampai 60 persen dari tugas-tugas yang direncanakan,” ucap Mario.
Dia melanjutkan, jika ekspektasi masyarakat tidak bisa diberikan penjelasan secara rasional, ada celah masyarakat menilai incumbent selama ini tidak bekerja maksimal.
“Berarti ada celah di mana incumbent itu dinilai tidak bekerja maksimal, padahal sesungguhnya hanya persiapan waktu, daya dan dana yang membuat kita tidak bisa memenuhi 100 persen itu,” ujarnya.
3. Keterbatasan Waktu
Sebagai legislator yang mengembang amanah rakyat, incumbent tentunya memiliki keterbatasan waktu untuk turun melakukan kampanye, safari politik, blusukan dan kunjungan dengan masyarakat.
“Waktunya kami untuk turun ke masyarakat agak sedikit berkurang karena disibukkan dengan agenda kedewanan. Kita ini ada target-target yang harus diselesaikan,” tuturnya.
*) Keuntungan:
Disisi lain, incumbent juga banyak diuntungkan. Apa saja keuntungan Caleg incumbent versi Mario David, berikut penjelasannya:
1. Kerja Nyata
Selama kurang lebih 4 tahun dimandatkan oleh rakyat, incumbent tentu telah memiliki karya atau kebijakan yang bisa dijadikan modal kampanye ke masyarakat. Hal ini, menurut Mario sangatlah wajar.
“Bahwa kami sudah bekerja selama kurang lebih 4 tahun, ini sudah banyak berbuat. Itulah kampanye paling ril yang dilihat masyarakat, sekalipun memang belum sempurna. Itulah menjadi alat kampanye paling efektif,” akun Ketua Bappilu NasDem Makassar ini.
2. Pengalaman
Selama kurang lebih 4 tahun di parlemen, artinya pengalaman berkaitan fungsi kedewanan sudah dimiliki Caleg incumbent.
“Pengalaman kami kurang 4 tahun membuat kami lebih mamahami untuk bagaimana bisa menyerap aspirasi dan memberikan solusi terhadap aspirasi masyarakat,” tuturnya.
3. Popularitas
Memanfaatkan jabatan untuk meningkatkan popularitas memang adalah hal yang sulit dihindari, apalagi bagi politisi yang targetnya memang adalah efek elektoral.
“Popularitas selaku incumben lebih baik dari yang baru. Selama 4 tahun lebih sering turun dengan masyarakat. Reses dan sosialisasi,” ujarnya.
4. Modal Suara dan Tim yang Terawat
“Keuntungan lain adalah modal suara. Jadi kita ada ada parameter untuk mengukur kekuatan. Punya modal suara yang lalu. Tentu juga dengan tim kerja yang terawat dengan baik, yang seiring waktu kami sudah terikat secara psikologi dan moral dengan mereka,” tandasnya.(*)