Sambut 1 Muharram, MTI Ajak Kembali ke Islam
Makassar,GoSulsel.com – Majelis Taqarrub Ilallah (MTI) menyelenggarakan Tabligh Akbar di Masjid Baiturrahman pada Minggu (9/8/2018) dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1440 H.
Dihadiri oleh ribuan jamaah yang berasal dari kalangan remaja, mahasiswa, hingga Ibu rumah tangga, peserta terlihat memenuhi hingga ke teras masjid Baiturrahman, Makassar.
Bertema Hijrah menuju Islam Kaffah, agenda tersebut menghadirkan 3 pembicara dr.Azwar kamaruddin Lc.,MA., Ustd Anwar Kamaruddin, dan Ustad Nasruddin Linggi Allo.
Ustad Nasaruddin mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat Muslim tidak sadar dengan tahun baru Islam, karenanya tidak dipersiapkan sama halnya dengan perayaan tahun baru masehi.
“Kalau tidak tanggal merah hari Selasa nanti, tidak na tahu kalau ternyata sudah tahun baru Hijriah,” katanya.
Pemilik TK Insan Takwa Cendikia di daerah BTP Makassar tersebut juga menyampaikan hal yang harus dilakukan saat moment tahun baru terjadi.
“Mestinya saat pergantian tahun, yang harus dilakukan adalah instrospeksi diri. Apakah ketaatan dan keterkaitan Kita dengan Hukum Syara’ sudah bagus atau tidak,” serunya.
Berbicara tentang hijrah, ia menambahkan bahwa tujuan hijrah adalah untuk menerapkan syariat dan menyelamatkan agama dari fitnah.
Sementara itu, pembicara lain mengungkapkan keheranannya dengan persekusi yang marak terjadi kepada para pendakwah.
“Meneriakkan Islam sebagai solusi itu bukan untuk menghancurkan negeri tapi justru untuk menyelamatkan Indonesia ke arah yang lebih baik dengan Islam,” lantangnya.
Ditanya pendapat acara, salah satu peserta Muthmainna B yang merupakan mahasiswi PPKN UNM menyatakan bahwa acara tersebut mengajak untuk memaknai hijrah yang sesungguhnya.
“MTI mengadakan acara untuk menyambut tahun baru hijriah, yang dalam momentum itu MTI mengajak ummat untuk mendalami arti hijrah yang sesungguhnya tidak sekedar menghiraukan diri sendiri,” ungkapnya.
Tabligh Akbar tersebut dirangkaikan dengan pawai yang disebut pawai Liwa Royah oleh beberapa peserta berkendara mobil dari tol hingga tempat acara.
Hal tersebut dilakukan, menurut MC akibat kesalahapahaman tentang kain hitam dan putih yaitu Liwa dan Rayah bertuliskan kalimat tauhid di atasnya.
Diketahui, kain hitam putih bertuliskan kalimat Tauhid tersebut belakangan dianggap sebagai lambang terorisme dan radikalisme.(*)