Ilustrasi

Hilang Usai Hujan Deras, Dua Bocah Ditemukan Mengapung di Irigasi Kampili

Jumat, 23 November 2018 | 03:50 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Ryan Saputra - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM – Dua pasang keluarga di Dusun Bontobila, Desa Julubori, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, harus merelakan nyawa anak-anak mereka yang tewas tenggelam di saluran irigasi Kampili, Kamis (23/11/2018) siang.

Dua pasangan keluarga masing-masing Dedy Haryanto dan Mirwani Dg Mayang serta Haeruddin Dg Ngoyo dan Dg Singara. Anak mereka yang berusia 5 tahun, Nurjannah putri dari Dedy Haryanto-Mirwani Dg Mayang serta Haerul alias Lelung putra Haeruddin Dg Ngoyo-Dg Singara tewas setelah ditemukan tenggelam di saluran irigasi yang berjarak 300 meter dari rumah mereka.

pt-vale-indonesia

Tewasnya kedua bocah ini spontan membuat histeris kedua orangtua mereka. Rumah orangtua kedua korban juga diketahui hanya terpisah dengan jarak 50 meter.

Camat Pallangga, Muh Taufik yang dikonfirmasi mengatakan, kedua bocah tersebut ditemukan oleh warga setempat yang melihatnya tengah bermain-main di sekitar lokasi pembuatan batu merah, tak jauh dari saluran irigasi tersebut.

“Awalnya menurut warga yang melihat keberadaan dua bocah ini sedang bermain di sekitar lokasi kejadian. Kedua bocah itu juga bermain sepeda dan memarkir sepedanya di sebuah batang pohon di dekat irigasi. Oleh seorang warga bernama Dg Ngalle, anak itu dikabarkan memang bermain di sekitaran irigasi,” jelas camat yang menerima informasi kejadian ini dari warganya dan langsung mengecek ke lokasi.

“Kedua korban ditemukan sekitar 20 meter dari tangga tanggul irigasi. Korban Jannah dan Lelung ditemukan oleh ayah dan kakeknya sekitar pukul 15.45 Wita,” jelas Taufik.

Kasus ini langsung ditangani jajaran Polsek Pallangga untuk menyelidiki penyebab kedua bocah tewas di irigasi Kampili tersebut.

Berdasarkan keterangan saksi Dg Ngalle, awal kejadian sekitar pukul 11.30 Wita, Kamis (22/11/2018) baik Nurjannah dan Lelung dilihatnya sedang mandi-mandi di lokasi pembuatan batu merah sehabis hujan deras.

Saat itu Dg Ngalle mengaku sempat menegur kedua bocah dan menyuruh kembali ke rumahnya masing-masing sebab Nurjannah maupun Lelung dalam kondisi kotor kena lumpur.

Menurut Dg Ngalle, setelah ditegur kedua anak itu sempat meninggalkan lokasi. Dg Ngalle pun melanjutkan perjalanannya karena mengira kedua anak itu sudah pulang ke rumah masing-masing.

Dg Ngalle mengaku tidak tahu lagi jika kedua anak itu ternyata balik lagi ke lokasi pembuatan batu merah hingga akhirnya kedua anak malang itu ditemukan mengapung di permukaan air irigasi setelah mulai dicari-cari jejaknya oleh orangtuanya sekitar pukul 14.00 Wita.(*)


BACA JUGA