Gerbang utama kawasan pemandian air panas Ere Bambang di Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu/Junaidi/Gosulsel.com

Legenda Tujuh Bidadari di Sumber Air Panas Desa Pencong Kabupaten Gowa

Minggu, 25 November 2018 | 10:35 Wita - Editor: adyn - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

SUNGGUMINASA, GOSULSEL.COM — Pada masa silam, ketika kawasan Biringbulu yang menjadi area pegunungan Lompobattang dan Bawakaraeng dan masuk wilayah kabupaten Gowa saat ini masih sebuah kerajaan.

Tersebutlah tujuh bidadari dari kayangan yang turun ke bumi. Tepatnya di Marerang Desa Pencong. Di punggungan bukit terdapat gua tua yang lalu menjadi tempat bermukim tujuh bidadari tersebut. Ketujuh bidadari itu melakukan aktivitas selayaknya manusia, mereka masak dan minum di sekitar mulut gua. Aktivitas tersebutlah yang konon membuat kawasan tempat bermukim bidadari itu punya sumber mata air panas.

pt-vale-indonesia

Begitulah nukilan kisah legenda yang dituliskan dalam sejarah Biringbulu mengenai salah satu tempat wisata yang berada diatas dataran tinggi ini.

Tempat itu disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama Ere Bambang yang berarti air panas. Jaraknya kurang lebih 60 kilometer dari ibukota Kabupaten Gowa, Sungguminasa.

Legenda tentang tujuh bidadari itu cukup dipercaya, khususnya masyarakat sekitar. Apalagi tak ada yang bisa menjelaskan secara pasti mengapa ada sumber air panas di tempat tersebut. Berjarak kurang lebih 60 kilometer dari Ibu kota Kabupaten Gowa Sungguminasa.

Tak ada yang tahu jelas kapan awal mula muncul air panas tersebut. Gosulsel.com yang berkesempatan mengunjungi tempat tersebut pekan lalu mnecoba menggali informasi kepada, salah seorang warga Desa Pencong, Nasiri Daeng Tammu yang ditanya soal awal mula keberadaan air panas tersebut pun tak bisa menjelaskan awal mula keberadaan air panas yang berda di Desa Pencong.

Lelaki berusia sekitar 70 an tahun yang beprofesi sebagai penjaga di permandian Ere Bambang beranggapan bahwa keberadaan air panas di Desa Penceong sejak awal mula dunia ada.

“Saya juga tidak tahu pastinya, karena sudah ada memangmi ini waktu saya ada di desa ini (Desa Pencong). Mungkin dari duluji memang, dari nenek moyang dan mungkin juga sudah ada semenjak dunia ini ada,” kata pria yang setia menjadi penjaga kawasan wisata ini dalam dialek makassarnya yang kental.

Pohon cinta di Desa Pencong Biringbulu berada di kawasan Pemandian Air Panas Ere Bambang Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu, sekitar 60 kilimoter dari Ibu kota Gowa, Sungguminasa/Junaidi/Gosulsel.com

 

Tinjauan Ilmiah

Dalam tinjauan ilmu pengetahuan, mata air panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal.

Air yang keluar suhunya di atas 37 °C (suhu tubuh manusia), namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih. Di seluruh dunia terdapat mata air panas yang tidak terhitung jumlahnya, termasuk di dasar laut dan samudra.

Sumber air panas dihasilkan dari proses pemanasan air dalam tanah secara geothermal akibat terbentuknya celah di dalam lapisan batuan bumi.
Dari dalam bumi dihasilkan panas yang dapat keluar ke permukaan misal pada daerah gunung berapi atau retakan geologis yang lain.

Panas yang keluar jika mengenai aliran air di dalam tanah maka akan diserap untuk pemanasan air ini. Jika air panas keluar ke muka bumi maka akan dihasilkan sumber mata air.

Panas dan temperatur yang dihasilkan tergantung dari kedalaman sumber geotermal ini.
Sumber air panas juga dapat terjadi akibat pemanasan air dalam tanah karena aktivitas vulkanik di suatu gunung berapi yang aktif.

Semakin dalam letaknya batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula suhu batu-batuan tersebut!

Air merembes ke dalam kerak bumi, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar di mata air panas yang lokasinya jauh dari gunung berapi. Di kawasan gunung berapi pula, air dipanaskan oleh magma hingga menjadi sangat panas.

Namun, seperti diketahui, kawasan gunung Bawakaraeng – Lompobattang dan pegunungan di Sulsel pada umumnya adalah gunung berapi yang mati, atau tak lagi aktif sejak ratusan tahun yang lalu.

Bawakarang adalah lintasa sesar bumi ? sayangnya belum ada penelitian soal fenomena ini yang bisa menjelaskan sumber air panas tersebut.

Selain itu, tempat permandian air panas yang juga memiliki “pohon Cinta” tempat muda-mudi mengikatkan cinta mereka hingga bisa berjodoh sampai ke pelaminan ini, cukup sulit diakses. Ditengah banyaknya pilihan tempat rekreasi yang bermuncul saat ini membuat Ere Bambang semakin lama semakin berkurang pengunjungnya.

Berkurangnya pengunjung bisa ikut menggerus keberadaan tempat ini. Makanya tak mengherankan bila banyak orang termasuk warga Gowa sendiri tak mengenal ada permandian air panas di kabupaten Gowa. Apalagi mengenal legenda tujuh bidadari yang turun di Biringbulu.(*)


BACA JUGA