Stadion Barombong, Kamis (13/12/2018)

Penyelesaian Renovasi Stadion Barombong Tunggu Anggaran Rp 5 Miliar dari Provinsi

Minggu, 10 Februari 2019 | 14:56 Wita - Editor: Irwan Idris - Fotografer: Erik Didu - Go Cakrawala

Sejak dikeluarkannya perintah audit keuangan pada 21 Desember 2018, telah dilaporkan bahwa anggaran yang telah terpakai selama proses pembangunan itu sebanyak Rp 226,6 miliar (2013-2018).

Sekarang progres fisik stadion 95 persen, pembangunan fisik lainnya yang masih harus dikerjakan seperti jalan lingkar, parkir, MEP (mekanikal, elektrikal dan plumbing/pemipaan). Dan lainnya, seperti kursi dan papan skor.

pt-vale-indonesia

“Dan lebih penting juga adalah lintasan lari yang juga bertaraf internasional dan menggunakan biaya cukup besar juga. Harapan kita (Stadion Barombong) menjadi duplikat Gelora Bung Karno GBK Senayan Jakarta di wilayah timur, itu mimpinya,” ucapnya.

Tambahnya, dana tahun 2018 untuk pekerjaan fisik atapnya sudah rampung 100 persen. Selesai 2 Desember 2018 sesuai kontrak.

“Sebagai bahan perbandingan, untuk Stadion Solo hanya renovasi stadion menghabiskan dana Rp 350 miliar. Begitu juga Stadion Patriot (Candrabhaga). Kita membangun dari nol hanya Rp 226 miliar,” paparnya.

Lanjutnya, Muhlis sangat memahami harapan masyarakat Sulsel yang sangat merindukan hadirnya stadion representatif di Sulsel.

Nurdin Abdullah juga berharap, Stadion ini dapat secepatnya digunakan. Namun, perlu dilakukan audit terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pembangunannya.

Kabar tersebut NA berikan kepada masyarakat saat menyaksikan laga pamungkas Liga 1 2018 mempertemukan PSM dengan PSMS Medan di Stadion Mattoanging, Minggu (9/12/18).

“Stadion Barombong sedikit lagi akan selesai, mohon dukungannya,” ucapnya.

Adapun untuk audit dilakukan untuk mengetahui batasan tanggung jawab pemerintahan yang baru, di bawah Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman. Mengetahui kebutuhan anggaran untuk penyelesaian stadion. Dan mereview kelayakan stadion dari segi kekuatan bangunan, kualitas bahan dan faktor lainnya.

Gubernur juga ingin hasil audit dijadikan patokan penganggaran. Sehingga, tidak ada lagi penganggaran yang berulang di tiap tahunnya serta dapat selesai dalam sekali penganggaran.(*)

Halaman: