#Pilpres 2019
Survei CRC: Jokowi-Ma’ruf 56,1 Persen, Prabowo-Sandi 31,7 Persen
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Lembaga survei dan konsultan politik Celebes Research Center (CRC) merilis hasil survei terbaru jelang Pemilihan Presiden 17 April 2019 mendatang. Elektabilitas dua pasangan calon terus bergerak.
Berdasarkan survei CRC medio 25 sampai 31 Januari itu, pasangan petahana Joko Widodo – KH. Ma’ruf Amin masih unggul dibandingkan penantang, Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno.
Direktur Eksekutif CRC, Herman Heizer memaparkan dari hasil olah data survei CRC, 01 unggul dengan persentase 56,1 persen, sementara 02 tertinggal pada angka 31,7 persen. Herman menjelaskan survei yang dilakukan oleh CRC menggunakan metode Multistage Random dengan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia.
“Survei dilakukan dalam rentang waktu 23-31 Januari 2019. Untuk Margin of Error survei +/- 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dari hasil survei, terlihat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin mencapai 51,6 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 31,7 persen. Yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 12,2 persen,” kata Herman Heizer, Minggu (10/2/2019).
Meski elektabilitas survei Jokowi-Ma’ruf Amin masih unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga, tetapi elektabilitas Prabowo-Sandiaga mengalami kenaikkan sebesar 0,4 persen dibandingkan Desember 2018. Sementara elektabilitas Jokowi-Ma’ruf turun tipis 0,1 persen.
Lebih jauh dia memaparkan, Jokowi-Ma’ruf unggul di 6 pulau di Indonesia yakni Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sementara Prabowo-Sandiaga unggul survei di Pulau Sumatera.
“Elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Pulau Sumatera sebesar 44,8 persen dan ini mengalahkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf yang hanya sebesar 37,6 persen. Meski kalah di Sumatera, Jokowi-Ma’ruf unggul di pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara,” sebutnya.
Herman menegaskan hasil survei yang dilakukan akan sulit berubah saat pelaksanaan Pilpres yang tersisa 2 bulan lagi. “Hasil survei memperlihatkan 46,9 persen masyarakat kecil kemungkinan mengubah pilihan dan bahkan 34 persen masyarakat hampir tidak mungkin mengubah pilihan,” tuturnya.(*)