Gathering Hidroponik Sulawesi dan Seminar Nasional yang diadakan oleh Komunitas Hidroponik Kota Makassar, di Resto Goedang Pospa, Jalan Penghibur, Makassar, Sabtu (16/02/2019)

Lahan Sempit, Pemkot Makassar Dorong Petani Budidaya Tanaman Hidroponik

Sabtu, 16 Februari 2019 | 19:48 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DP2) Kota Makassar, Evy Afrialti menginginkan petani tidak hanya berfokus menunjang perekonomian keluarga tetapi juga bagaimana memanfaatkan lahan.

Hal ini diungkapkan dalam kegiatan Gathering Hidroponik Sulawesi dan Seminar Nasional yang diadakan oleh Komunitas Hidroponik Kota Makassar, di Resto Goedang Pospa, Jalan Penghibur, Makassar, Sabtu (16/2/2019).

pt-vale-indonesia

“Saya bersyukur dengan adanya pelatihan seperti ini. Karena lahan di Kota Makassar kan terbatas. Di mana pak Wali Kota selalu menginginkan petani tidak hanya berfokus pada perekonomian keluarga tetapi bagaimana kita memanfaatkan lahan,” ujarnya.

Menurutnya, pada pelatihan ini masyarakat marjinal ke bawah yang tinggal di lorong-lorong kecamatan, dapat diberi pemahaman yang lebih baik mengenai budidaya tanaman hidroponik. Dengan begitu, tanaman-tanaman yang diprogramkan Wali Kota pun bisa berjalan maksimal.

“Program Wali Kota di tahun 2016 itu kan berfokus pada tanaman cabe. Ada yang berhasil dan ada juga yang tidak. Nah, tahun ini kita berfokus pada bawang merah, kami ingin agar tanaman ini jauh lebih bagus dari tanaman cabe,” jelas Evy.

Untuk menunjang hal tersebut, masyarakat atau petani harus diberi pemahaman terkait bagaimana mengelola tanaman hidroponik. Sebab, menurutnya masih banyak petani yang belum paham terkait sistem pengelolaan tersebut.

“Kita harus pelajari dari segi iklim, seperti yang disampaikan tadi, bagaimana di Makassar cuacanya tidak menentu, kadang panas, kadang hujan. Nah itu yang harus kita pelajari dengan sistem bagaimana tentang pemberian pupuknya. Karena masyarakat itu masih awam, oleh karenanya kita beri pelatihan dan langsung berbicara dengan pakarnya,” tambahnya.

Ia berharap dengan adanya pelatihan tersebut, petani mampu mengembangkan inovasi-inovasi sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga.

“Kita inginkan selain kita memberikan bantuan kita juga ingin masyarakat punya inovasi, selain cabe apalagi yang bisa dihasilkan selama itu bisa meningkatkan ekonomi keluarga,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA