Kekurangan Guru, Ketua IGI Sulsel Bilang Penambahan Bukan Solusi
MAKASSAR, GOSULSEL.COM– Saat ini kota Makassar kekurangan tenaga pendidik di SMP sekitar 492 orang, sementara di tingkat SD sekitar 1100 orang. Kekurangan guru ini dianggap Pemkot sebagai salah satu kendala.
Untuk itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Makassar, Andi Siswanta Attas mengharapkan adanya rekrutmen guru untuk menutupi kekurangan guru yang ada.
“Setelah diadakan pemetaan itu kita kekurangan sekitar 400-an guru SMP dan 1100 guru SD. Untuk menutupi itu tentu kita inginkan ada rekrutmen guru. Tapi biarlah nanti Kepala Dinas Pendidikan bagaimana menutupi itu,” jelas Siswanta. Kamis (21/02/2019)
Namun, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulsel, Ramli Rahim memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, rekrutmen guru bukanlah solusi untuk bisa menutupi kekurangan guru di sekolah.
Untuk itu, Ramli mengusulkan agar guru-guru yang ada dimaksimalkan terlebih dahulu dengan memberi kewajiban mereka mengajar lebih dari satu mata pelajaran.
“Memang tidak ada regulasinya di pusat. Tapi kan sudah ada istilah keahlian ganda atau alihfungsi. Kalau pak Kadis mau, tidak usah berpikir untuk menambah guru, cukup guru-guru yang ada itu dimaksimalkan jam mengajarnya,” jelas Ramli kepada Gosulsel.com. Kamis (21/2/2019)
Idealnya, kata dia, jam mengajar guru PNS minimal delapan jam dalam sehari atau maksimal 40 jam dalam seminggu.
“Padahal kan kalau ASN itu minimal delapan jam sehari mereka bekerja. Jadi guru-guru yang masih kurang jam mengajarnya, diberi tanggung jawab untuk mengajar mata pelajaran lain,” jelasnya.
Ramli bilang, tidak ada alasan bagi guru-guru untuk tidak memahami mata pelajaran di luar bidangnya. Olehnya, setiap guru sebaiknya mengembangkan kualitas dan pengetahuannya di luar bidang yang digelutinya.
“Kalau mereka bilang tidak menguasai mata pelajaran itu, masa kalah sama anak SMP. Sudah kuliah sampai S1, masa mata pelajaran SMP saja tidak bisa diajarkan,” tambahnya.
Meski begitu, solusi ini nyatanya akan memberikan dampak bagi guru honorer. Sebab, jam mengajar mereka akan semakin berkurang dengan dimaksimalkannya jam mengajar guru PNS.
Untuk itu, Ramli menyarankan agar tahun depan pemerintah tidak usah menambah guru honorer, melainkan memaksimalkan guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi.
“Tahun depan itu ada sekitar 60 guru yang pensiun. Artinya tahun depan sudah tidak usah lagi tambah honorer, dimaksimalkan yang ada. Jadi tidak ada lagi guru yang datang di hari tertentu saja, guru harus datang setiap hari di jam sekolah,” jelasnya.
“Tidak usah ada rekrutmen guru lagi, karena semakin lama mereka akan menuntut jadi pegawai negeri kan? Masalahnya di situ. Guru-guru honorer itu kan akan membengkak terus menerus, nah harusnya dimaksimalkan yang ada,” tegasnya. (*)