#Bulukumba
Catat Tanggalnya! Segera Makassar Biennale Capter Bulukumba
BULUKUMBA, GOSULSEL.COM – Usai perhelatan Festival Pinisi nantinya. Warga daerah berjuluk Butta Panrita Lopi ini akan disuguhkan kegiatan seni budaya yang dilaksanakan oleh Makassar Biennale (MB) Capter Bulukumba di Tarungku Toa atau Rumah Penjara di Jalan Jendral Sudirman, depan Kantor Lantas Polres Bulukumba.
Bulukumba berperan kedua kalinya pada ajang pameran seni rupa skala internasional yang dilaksanakan sekali dalam dua tahun ini. Pada tahun 2017 yang lalu, senimannya hanya residensi di Bulukumba tapi acaranya dipusatkan di Kota Makassar, namun pada tahun ini, residensi dan acaranya dilaksanakan di Bulukumba.
Direktur Yayasan Makassar Biennale, Anwar Jimpe Rachman, mengatakan, event tersebut mengusung tema Maritim: Migrasi, Sungai, Kuliner. Dari hasil koordinasi dengan tim Bulukumba, perkembangan kesiapan pelaksanaan kegiatan yang tinggal menghitung hari sudah cukup baik, meskipun hampir sebagian besar dalam tim baru pertama kalinya terlibat dalam biennale. Residensi tim Bulukumba sendiri pada cenderung lebih fokus pada migrasi tionghoa.
“Yang menarik, teman-teman seniman yang melakukan residensi pendekatannya seperti teman biasa jadi dapat mengkaji lebih banyak informasi. Dan ini sebenarnya bagian yang paling saya harapkan, kerjanya jadi menyenangkan,” ujar Jimpe sapan akrabnya.
Di Bulukumba sendiri, residensi dilakukan Hoo Fan Chon dari Penang, Malaysia bersama Anitha Silvia dari Surabaya. Pelaksanaan kegiatan dengan spirit kolaborasi dari seniman dan komunitas di Bulukumba, Teater Kampong, Sabtu Keren, Ondeway, Kareso Institute, Kampung Kreasi, Forum Anak Bulukumba, Timur Indonesia, Pegiat Literasi Bulukumba, Riuh Project, Kompak Bulukumba. Mitra Budaya dari Pemkab Bulukumba, Wisata Bulukumba, ADWINDO Bulukumba, Asia-Europe, dan Mobility First.
Koordinator MB Bulukumba, Ira Maghfira membeberkan, kegiatan tersebut diisi konten Artist Talk, Pameran Foto, Teater, Pameran Arsip, Tari, Malam Puisi, Pameran Hasil Residensi, Film Screening, Lapak Baca, Bazaar Kuliner, Workshop, traditional badminton Tournament, dan Kopitiam. Kegiatan dibuka untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum dengan harapan dapat menjadi nilai edukasi seni untuk pengunjung.
“Dengan spirit kolaborasi ini, kami berharap kegiatan yang pertama kalinya ditempatkan di Bulukumba ini mendapat tempat di hati masyarakat. Karya-karya seni yang dihasilkan tim dapat memberikan nilai pengetahuan kepada pengunjung,” katanya.
Makassar Biennale sendiri dibuka pada Minggu, 1 September lalu dilaksanakan di Gedung Kesenian Makassar. Kegiatan berlangsung hingga 31 Oktober di empat kabupaten kota, Makassar, Parepare, dan Bulukumba serta Tinambung dan Pambusuang di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.(*)