Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menemukan 17 bus tidak layak operasi di terminal daya, Makassar.

Terminal Lesu Gegara Larangan Mudik, Pendapatan PD Terminal Anjlok

Selasa, 07 April 2020 | 20:47 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Larangan mudik oleh pemerintah berujung pada merosotnya pendapatan terminal di Makassar. Pasalnya, sejak ada imbauan tersebut, terminal menjadi lesu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direksi Utama (Dirut) PD Terminal Makassar Metro, Arsony saat dihubungi, Senin (7/4/2020). Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah ini, sejak dua minggu terakhir, membuat para calon penumpang enggan untuk datang ke terminal.

pt-vale-indonesia

“Jadi dia lesu malah tidak ada penumpang, tidak ada bus yang masuk, ini malah kemarin kita mencatat ini sudah dua tiga bus saja yang masuk,” katanya. 

Akibatnya, kata dia, pendapatan terminal pun menurun. PD Terminal biasanya meraup untung paling tinggi sebesar Rp6 juta sampai Rp7 juta per harinya. Sayangnya, saat ini sudah anjlok hingga hanya mendapat Rp1 juta per harinya.

“Saya waktu masuk ke PD Terminal itu optimisme saya tinggi, kemudian saat terpapar isu Corona ini, itu Rp3 juta drop dari angka Rp7 juta dan Rp6 juta sampai nadir paling akut sekali itu karena tidak satupun bus yang masuk itu kita hanya menunjuk angka Rp1 juta, itu sangat tragis,” jelasnya. 

Arsony melihat penurunan tersebut juga diduga karena faktor lain. Seperti para pemilik perusahaan yang cukup terpengaruh dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan keberangkatan dan physical distancing.

“Karena mungkin juga larangan pemerintah itu mungkin juga dipatuhi oleh PO, sehingga kemudian PO tidak melakukan pemberangkatan,” ujarnya.

Terakhir, ia belum bisa menjabarkan kemungkinan kondisi ketika telah memasuki bulan suci Ramadan. Sebab, kata Arsony, ini tergantung dari kebijakan pemerintah sendiri.

Kebijakan untuk tidak mudik dinilainya menjadi persoalan ganda dimana satu sisi dapat mengurangi penyebaran. Namun, di satu sisi dapat mematikan perusahaan sendiri.

“Jadi kalau optimisme kita sampai di Ramadan kemudian dia tidak ini (situasi membaik) sebenarnya sangat tergantung dari ketegasan pemerintah gitu, otomatiskan masyarakat yang patuh kemungkinan dia tidak bepergian, otomatiskan tidak ada gitu,” ucap Arsony.(*)


BACA JUGA