OJK: Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Selasa, 05 September 2023 | 14:19 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kondisi keuangan RI saat masih stabil di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan laporan ini disampaikan melalui Rapat Dewan Komisioner Bulanan. Begitu juga dengan indikator kestabilan ekonomi Indonesia.

pt-vale-indonesia

“Stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien, dengan indikator prudential seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK OJK, Selasa (05/09/2023).

Mahendra juga mengatakan, divergensi perekonomian global masih berlanjut dengan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) juga masih resilien di tengah inflasi inti yang terus menurun. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi The Fed akan lebih hawkish.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kembali turun di Eropa menjadi 0,6% year-on-year (YOY) pada triwulan II 2023, dari 1,1% di periode yang sama sebelumnya.

Sementara inflasi inti Eropa masih tetap tinggi. Begitu pula dengan Tiongkok, yang mana pemulihan ekonominya termoderasi di bawah ekspektasi, dengan inflasi yang masuk ke zona deflasi akibat tekanan di sektor properti Tiongkok kembali meningkat.

“Di domestik kita, ekonomi Indonesia tumbuh positif pada triwulan II 2023 sebesar 5,17% yoy. Naik dari triwulan sebelumnya 5,04% yang didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik,” jelasnya.

Walau begitu, Mahendra menilai, perlu dicermati juga terkait kecenderungan pelemahan indikator optimisme konsumen, tren penurunan inflasi inti, dan penurunan harga komoditas yang telah menekan kinerja eksternal Indonesia.

“Dinamika perekonomian tersebut mendorong pelemahan pasar keuangan global, baik di pasar saham, surat utang, maupun pasar nilai tukar yang juga disertai peningkatan volatilitas pasar dan outflow dari mayoritas pasar keuangan emerging market, termasuk pasar keuangan Indonesia,” tukas Mahendra.(*)

Tags:

BACA JUGA