Seporsi Coto Ikan. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com).
#

Nyam! Coto Ikan Seafood’ku, Kreasi Coto Pertama di Dunia

Minggu, 27 September 2015 | 11:00 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Sepasang suami-istri beretnis Tionghoa mencatat sejarah di Makassar. Mereka memodifikasi makanan khas Makassar coto yang lazimnya berbahan dasar daging sapi beserta jeroannya menjadi daging ikan beserta jeroannya.

Coto ikan ini terbuat dari ikan Sunu dan ikan Kakap segar. Meski berbahan baku beda, namun Coto Ikan ini memiliki bumbu yang sama dengan coto berbahan dasar daging.

pt-vale-indonesia

“Untuk coto ikan ini, kita sudah buka dari 3 tahun lalu dan yang pertama kali menemukan resepnya itu adalah orang tua saya, Pak Wijaya dan Ibu Loly. Untuk bahan pembuatan coto ini, kami menggunakan bahan dasar ikan sebagai pengganti daging sapi. Kita menggunakan ikan Tuna dan Kakap. Yang kita gunakan itu daging ikan dan jeroannya karena jeroan ikan mengandung kolagen yang dibutuhkan oleh tubuh,” ungkap Remon, anak pemilik RM Seafood’ku, kepada GoSulsel.com, Jumat (25/09).

Selain daging ikan, dalam kuah coto ikan ini juga dimasukkan potongan sayur-sayuran yang mengandung vitamin.

“Untuk kuah coto ikan itu sendiri, kami menggunakan rempah-rempah yang sama dengan pembuatan coto. Tapi kita juga menambahkan sayur-sayuran mulai dari wortel, lobak, dan sawi yang mengandung vitamin,” jelas Remon.

Halaman 2

Untuk bentuk dan bau coto ikan ini, tidak ada bedanya dengan coto yang menggunakan daging sapi. Tapi ketika dimakan baru terasa bahwa yang digunakan itu adalah daging ikan.

“Kalau melihat coto ikan ini dan baunya seperti coto biasa yang menggunakan daging sapi. Tetapi kalau sudah dicoba baru terasa tekstur dan rasanya bahwa ini ikan,” kata Hardiman salah seorang pelanggan Seafood’ku.

Bukan hanya persoalan rasa penasaran akan aroma dan rasanya, tapi para pelanggan coto ikan ini juga karena mereka menghindari penyakit yang bisa disebabkan oleh konsumsi daging sapi, utamanya kolesterol dan tekanan darah tinggi.

“Saya biasa kalau berkunjung ke Mal Trans, pasti saya singgah untuk makan coto ikan di sini. Karena saya dulunya pengemar makanan seperti coto, pallubasa, konro, dan masakan Makassar lainnya. Tapi umur sudah tua jadi takut jangan sampai tekanan naik lagi. Tapi di sini, di coto ikan, selama saya makan di sini alhamdulillah tidak tegang mungkin karena bahan olahannya yang menyehatkan,” lanjut Hardiman saat ditemui di RM Seafood’ku, di Trans Studio Mal.

RM Seafood’ku yang di Trans Studio Mal itu cabangnya. Kalau pusatnya di Jalan Butung No 75-77. Tapi baik pusat atau cabang, rasanya sama.

Halaman 3

Selain orang Makassar, sudah banyak juga turis domestik yang mencicipi makanan unik ini. Bahkan turis dari Perancis, Jepang, dan Korea pun pernah merasakannya.

Harganya tak jauh beda dengan coto berbahan dasar daging yaitu Rp 17,5 ribu per porsi. Rumah makan ini juga buka dari Senin sampai Jumat dari pukul 10 pagi sampai jam 10 malam. Tapi di akhir pekan, hidangan ini disajikan hingga pukul 11 malam.

 

Reporter: Iskandar Achmad – Go Sulsel.com


BACA JUGA