Lekka Je'ne, salah satu rangkaian acara adat Accera' Kalompoang. Dalam prosesi ini, dilakukan pengambilan air di sumur tua di daerah Pallantikang, Sungguminasa, Gowa. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com).

Menjenguk Benda-Benda Pusaka Kerajaan Gowa di Balla Lompoa

Selasa, 20 Oktober 2015 | 14:56 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Gowa, GoSulsel.com – Salah satu destinasi wisata yang keterlaluan jika dilewatkan saat ke Sulawesi Selatan adalah Museum Balla Lompoa. Museum ini merupakan rekonstruksi bangunan istana Kerajaan Gowa yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-31.

Balla Lompoa artinya rumah besar (kebesaran). Bangunannya bermaterialkan kayu besi. Bangunan itu berada dalam sebuah kompleks seluas 1 hektar. Kompleks itu dibatasi oleh pagar tembok yang menjulang tinggi. Letaknya di jantung kota Kabupaten Gowa, tepatnya Jalan KH Wahid Hasyim.

pt-vale-indonesia

Salah satu fungsi Balla Lompoa saat ini adalah sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka seperti tombak dan meriam kuno. Adapula payung yang biasa dipakai saat pelantikan raja dan banyak lagi.

Namun yang paling menarik dalam Balla Lompoa ini, setiap Idul Adha, di museum ini rutin dilakukan upacara adat bernama Accera’ Kalompoang. Dalam acara itu, benda pusaka dimandikan dan dibersihkan seperti tombak rotan berambut ekor kuda, lasimpo (parang besi tua), tatarapang (keris emas), Sudanga (senjata sebagai atribut naga), Ponto Janga-jangaya (gelang emas berkepala naga) dan masih banyak lagi.

Halaman 2
Tiga orang muda sedang kongkow sambil berfoto di halaman Balla Lompoa. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Tiga orang muda sedang kongkow sambil berfoto di halaman Balla Lompoa. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

“Semua benda pusaka tersimpan di rumah adat Balla Lompoa. Tapi ada hari-hari tertentu benda pusaka tersebut dipamerkan atau dipublikasi. Seperti hari Idul Adha atau sebagian orang bilang lebaran kurban. Pencucian atau pemandian benda pusaka biasa disebut dengan Accera Kalompoang,” jelas Amir Daeng Tarru, pengelola Museum Balla Lompoa kepada Gosulsel.com, Jumat (16/10).

Lebih lanjut Daeng Tarru menjelaskan, Balla Lompoa buka tiap hari, sedari pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore. Tiap pengunjung dikenakan bea masuk yakni Rp 2 ribu per orang. Tiket masuk yang lumayan murah itu bisa membawa Anda menjenguk benda-benda pusaka Kerajaan Gowa.


BACA JUGA