“Pahlawan Dua Negara” Menjadi Karya dan Penelitian KKN Internasional Napak Tilas Jejak Syekh Yusuf

Selasa, 12 Desember 2017 | 14:06 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Afrilian Cahaya Putri - GoSulsel.com

Gowa, GoSulsel.com — Sebanyak Tujuh orang Mahasiswa KKN Napak Tilas jejak Sejarah Syech yusuf Unhas melakukan audience bersama dengan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, di ruang kerja Bupati Gowa. Selasa (12/12/2017).

Ketua P2KKN Unhas, dr Hasrullah mengatakan, Bupati Sebagai Informan dalam Upaya penulisan buku Pahlawan Dua Negara ini tentunya penting untuk mewawancarainya.

pt-vale-indonesia

“Tujuan audiens ini untuk melakukan wawacara kepada Bupati Gowa sebagai salah satu informan dalam upaya penulisan buku pahlawan dua negara, yakni Syekh Yusuf mulai,” jelas Dr Hasrullah.

Selain sebagai bentuk sumbangsih Pemkab Gowa dalam hal pembangunan sumber daya manusia khususnya di Sulawesi Selatan, KKN internasional ini juga merupakan program Pemerintah Kabupaten Gowa yang kemudian bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin Makassar di bidang pendidikan.

“Syech Yusuf merupakan satu-satunya pahlawan nasional di dua negara yang perlu dilakukan penggalian jejak sejarah perjuangan beliau dalam menyiarkan ajaran Islam dimulai dari Gowa yang merupakan tempat kelahirannya, hingga Cape Town yang merupakan tempat pengasingannya, jelas Adnan dihadapan ketujuh KKN ini.

Prioritas utama Pemkab Gowa dalam membangun sumber daya manusia yakni melalui pendidikan, yang juga merupakan program prioritas. Salah satunya investasi SDM 28 tahun.

“Hal ini diharapkan agar generasi sekarang mampu bersaing di era global saat ini,” tambah orang nomor satu di Gowa ini.

Presiasi pun muncul dari Ketua P2KKN Unhas Dr Hasrullah terkait Komitmen Pemkab Gowa menelusuri jejak pahlawan nasional yang terus belanjut di tahun ini.

“Bupati Gowa sangat responsif dan berkomitemen dalam keberlanjutan penelusuran jejak pahlawan nasional kebanggan orang Gowa. KKN internasional ini merupakan angkatan ke- II,” ujarnya.

Menjadi bagian dari Peserta KKN Internasional ini tak segampang yang dibayangkan, peserta harus melewati seleksi ketat dikampus.

Tak sekadar diharapkan mampu membuat Jurnal saja, lebih dari itu hasil dari penelitian ini kemudian diterbitkan dalam bentuk buku.