Dibeli Murah Gabahnya, Petani Maros Ramai Kritik Perum Bulog

Rabu, 14 Maret 2018 | 18:19 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

Maros, GoSulsel.com – Sejumlah kalangan muda petani di Kabupaten Maros mengkritik penjualan hasil panen mereka dijual ke Perum Bulog.

Seperti yang dikatakan oleh salah seorang petani asal Kecamatan Camba, Jabal Nur, bahwa sangat ironi karena petani lebih untung jika menjual ke pedagang dibandingkan kepada Perum Bulog. Pasalnya, harga Bulog lebih rendah jika dibandingkan harga pedagang.

pt-vale-indonesia

“solusinya Bulog harus pasang harga lebih tinggi dari pedagang agar Petani lebih untung. Petani sampai panen bukan modal sedikit, baik dari segi tenaga dan materil, bagus kalau tidak gagal panen,” ujar Jabal Nur yang juga merupakan salah seorang aktivis yang aktif dalam gerakan sosial di Maros, Rabu (14/3/2018).

Pemerintah setempat dituntut perannya dalam menyelesaikan polemik tersebut. Hal ini yang menjadi permintaan Jabal agar pemerintah memikirkan keuntungan yang diperoleh petani agar bisa sejahtera.

“Pemerintah pada dasarnya harus menfasilitasi petani dengan cara apapun itu untuk menguntungkn petani,” katanya.

Jabal menguraikan, Pemerintah sendiri sudah merancang sejumlah dan merealisasikan program untuk menggenjot sektor pertanian. Namun, sangat disayangkan lantaran sejumlah program tersebut tidak mampu meningkatkan taraf hidup para petani sebab saat panen gabah-gabah petani khususnya di Kabupaten Maros dibeli dengan harga murah oleh Bulog.

“Kita ketahui bahwa di Maros, padi masih menjadi prioritas dengan melihat sejumlah program yang diterapkan pemerintah. Walau demikian tidak akan bisa mengangkat kesejahteraan petani lantaran gabah dipaksa dibeli dengan harga yang begitu murah,” urai Jabal.

Untuk itu, Jabal meminta agar perusahaan plat merah Bulog tidak memaksa petani untuk menjual gabah dengan harga murah. Pemerintah mesti memfasilitasi petani untuk menyelesaikan polemik ini.

“Jangan paksakan kami petani untuk menjual gabah dengan murah, kami juga ingin untung dan hidup layak. Intinya jangan buat petani merugi. Pemerintah harus mengambil peran untuk menyelesaikan persoalan ini,” tambahnya. (*)


BACA JUGA