sumur tua katangka
Terletak di RW 7 Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu terdapat sebuah sumur berbentuk persegi 4. Sumur berukuran sekitar 3 x 3 meter persegi tersebut tepat berada di tengah - tengah pemukiman warga/Minggu, 19 Agustus 2018/Junaedi/Gosulsel.com

Sumur Tua Katangka Berusia 800 Tahun, Saksi Lahirnya Kerajaan Gowa

Senin, 20 Agustus 2018 | 07:19 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

Gowa, Gosulsel.com – Terletak di RW 7 Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu terdapat sebuah sumur berbentuk persegi 4. Sumur berukuran sekitar 3 x 3 meter persegi tersebut tepat berada di tengah – tengah pemukiman warga.

Salah seorang budayawan dan sejarahwan Kabupaten Gowa, Jufri Andi Tenri Bani menjelaskan bahwa sumur itulah yang sering ditempati oleh pihak Kerajaan Gowa untuk mengambil air pada saat acara Accera Kalompoang atau prosesi adat pencucian benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa.

pt-vale-indonesia

“Pengambilan air dari sumur tua yeng berada pada kawasan inti Kerajaan Gowa pada masa lalu. Karena menurut sejarah di situlah lahirnya Kerajaan Gowa sekitar abad ke 13 dengan hadirnya Karaeng Tumanurung Baine,” katanya.

sumur tua katangka

sumur tua katangka

lanjut Daeng Pile sapaan akrab Jufri Andi Tenri Bani bahwa pengambilan air dari Bungung Lompoa atau sumur tua tersebur salah satu bagian dari rangkaian acara pencucian benda – benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa.

“Penjemputan air sebagai bahan pencucian benda-benda pusaka yang diambi dari bungung lompoa atau namanya sumur tertua,” lanjutnya.

Sementara itu, salah seorang warga Kelurahan Katangka, Daeng Nugi menyebutkan bahwa saat ini sumur tua atau Bungung Lompoa tersebut dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan sehar – hari. misalnya mencuci, mandi dan memasak jika sewaktu-waktu air dari saluran pipa tidak mengalir.

“Iya di sini memang sering ambil air kalau mau pencucian benda pusaka. Sekarang sumur ini dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan sehari hari, seperti mencuci dan mandi. dan tidak pernah kering ini, untung ada sumur ini. Kalau tidak ada air ledeng di situki ambil, karna biasa juga kalau pagi – pagi air ledeng tidak ada,” ungkapnya.

Sejak keberadaan Bungun Lompoa tersebut tak ada warga yang tahu jelas berapa dalamnya sumur tersebut. Pinggiran Sumur tersebut terlihat masih menggunakan batu bata asli zaman Kerajaan Gowa. “Kalau itu batunya masih asli, dari duluji itu. ituji lantai pinggirnya yang sudah ditambah,” pungkas Daeng Nugi.(*)


BACA JUGA