Irmayanti. Guru SMA Nasional Makassar

Curhat Guru SMA Nasional Makassar Soal Perubahan Kurikulum dan Kompetensi Dasar

Selasa, 18 Desember 2018 | 15:20 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Mutmainnah - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kabar terkait dunia pendidikan tampaknya tak pernah sepi dibicarakan. Di sisi lain, kebutuhan dengan pendidikan juga tak pernah padam. Hal ini bisa dilihat dari formasi CPNS, dimana guru menjadi profesi dengan porsi besar yang paling dibutuhkan.

Kebutuhan akan pendidikan memanglah sejalur dengan keberadaan guru sebagai pendidik generasi. Olehnya itu, penghormatan terhadap guru menjadi salah satu hal yang cukup diperhatikan. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan adanya penetapan 25 November sebagai Hari Guru Nasional.

pt-vale-indonesia

Serangkaian peringatan Hari Guru Nasional memang telah berakhir pada akhir bulan November tahun ini. Namun masih terasa menyisakan beragam tanya dalam dunia pendidikan. Rasa tersebut tak terkecuali terbersit bagi insan pendidik.

Berawal dari tanggal 26 November 2018 yang dijadikan pagelaran peringatan hari Guru Nasional yang jatuh pada sehari sebelumnya. Ada beberapa rangkaian acara yang dilakukan dinas termasuk mengadakan lomba untuk guru.

Bentuk lomba ada 2 yaitu lomba menghafal Kompetensi Dasar (KD) dan lomba musikalisasi puisi. Puncaknya pada upacara bendera peringatan hari guru Nasional.

Kritik tentang Lomba menghafal KD yang diselenggarakan untuk guru tersebut direspon oleh Irmayanti. Guru SMA Nasional Makassar tersebut menilai bahwa penguasaan muatan materi lebih diperlukan dibanding kemampuan menghafal KD. Ia pun mempertanyakan tujuan dari lomba tersebut.

“Mengenai menghafal KD ini perlu dipertanyakan apa tujuannya. Bukankah yang paling penting dikuasai guru dalam kurikulum adalah muatan materi?,” heran Irma.

Terlepas dari tujuan baik di baliknya, Irma juga mengungkapkan keresahannya tentang perubahan kurikulum yang terasa memberatkan hingga sulit untuk dipahami.

“Mungkin kalau lomba menjawab soal masih lebih relevan atau mungkin ada maksud lain dari yang punya kebijakan kurikulum. Entahlah Karena Saya juga masih belum menguasai kurikulum yang ada. Bukan karena tidak kapabel, tapi perubahan kurikulum sangat cepat melebihi daya nalar saya memahaminya,” ungkapnya.

Sementara itu, diketahui bahwa berdasarkan dari arahan referensi perubahan kurikulum kini lebih ditekankan pada metode berfikir ilmiah yang pasti sangat berpengaruh pada metode pembelajaran sekalipun muatan materi tetap.

Hal ini pun mengakibatkan kebingungan di antara sebagian besar guru menurut Irma. Dimana menurutnya, justru bukan pada inti dari proses pendidikan tapi lebih kepada administrasi.

“Ditambah lagi ini sebenarnya hanya administrasi dan guru disibukkan dengan itu dan pelatihan. Tentu hal ini menjadikan guru tidak optimal dalam menjalankan tugasnya, karena sangat menyita waktu,” Terangnya.

Hal ini terasa wajar karena tugas utama guru adalah sebagai ujung tombak mendidik dan mencetak generasi yang cerdas, unggul dan mempersiapkan pemimpin kualitas terbaik di masa yang akan datang.

“Sejatinya peringatan hari guru dijadikan momentum untuk merevitalisasi peran guru yang didukung dengan sistem pendidikan yang mempunyai visi yang jelas. Momentum mencetak guru ideal dan guru ideal hanya dihasilkan dari sistem pendidikan yang ideal,” harapnya.(*)


BACA JUGA