Nadirah, saat melipat kertas surat suara di Kantor KPU Palopo, Jumat (1/3/2019)
#

Diupah Rp80 per Lembar, Nadirah Tetap Antusias Lipat Surat Suara Pemilu

Jumat, 01 Maret 2019 | 21:37 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Kontributor: Eki Dalle - Gosulsel.com

PALOPO, GOSULSEL.COM – Proses penyortiran dan pelipatan surat suara Pemilu 2019 di KPU Kota Palopo masih berlangsung sampai sekarang dan dikerjakan oleh warga yang bermukim di daerah sekitar.

Para tenaga penyortir dan pelipat surat suara ini direkrut dari warga yang bermukim di sekitar kantor KPU Palopo. Warga ini juga harus memiliki e-KTP sebagai syarat utamanya.

pt-vale-indonesia

Dalam proses penyortiran dan pelipatan kertas suara ini, dijaga ketat oleh petugas kepolisian dan Bawaslu Kota Palopo. Tidak semua orang boleh masuk ke dalam ruangan, karena mulai masuk di ruangan hingga keluar dari ruangan dilakukan pemeriksaan, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Dalam prosesnya, tenaga penyortir dan pelipat surat suara di KPU harus menggunakan ID card sebagai identitas, dan tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman untuk bisa masuk ke dalam ruangan guna menghindari tumpahan pada surat suara.

Proses penyortiran dan pelipatan surat suara Pemilu 2019 di KPU Kota Palopo

Nadirah, salah satu warga yang bermukim di sekitar Kantor KPU Palopo tidak mau kehilangan kesempatan, ia juga ikut sebagai tenaga penyortir dan pelipat surat suara.

“Iya, ini adalah sebuah kesempatan yang bisa menghasilkan rejeki, daripada saya nganggur di rumah lebih baik saya ikut untuk menyortir dan melipat surat suara Pemilu 2019 di Kantor KPU. Apalagi rumah saya dekat dari sini,” ucapnya sambil tersenyum, disela-sela waktu istirahatnya di Kantor KPU Palopo, Jumat (1/3/2019).

Nadirah mengatakan bahwa dalam proses pengerjaannya, setiap dosnya dikerjakan bersama dengan 1 orang temannya. “Jadi ada 2 orang yang mengerjakannya, dan setiap dosnya berisi 500 lembar surat suara. Dalam sehari kami berdua bisa selesaikan 3 dos atau 1.500 lembar surat suara,” lanjutnya.

Disinggung masalah honor atau upah, Nadirah mengatakan bahwa dia diberi honor Rp80 per lembarnya. “Hasilnya yaa lumayanlah bisa dapat Rp60.000 perhari,” katanya.

Dari upah yang ia terima, ia gunakan untuk membeli beras dan bahan-bahan dapur, serta untuk keperluan keluarga.

Nadirah juga mengaku senang dan cukup puas mendapat honor sebesar itu selama beberapa hari mengerjakan pelipatan dan penyortiran surat suara, apalagi menurutnya, bahwa ini baru surat suara DPRD provinsi yang kami kerja, setelah itu surat suara DPR RI dan surat suara lainnya, kan lumayan beberapa hari ke depan masih bisa dapat honor untuk mengepulkan asap dapur dan tambahan menghidupi keluarga, ucapnya sambil tersenyum.

Di kesempatan yang sama, Ketua KPU Kota Palopo, Abbas Johan, yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan bahwa honor sortir dan pelipatan surat suara sebesar Rp80 per lembarnya itu sudah disesuaikan dengan anggaran yang ada.

“Iya, anggaran itu sudah disesuaikan, jadi honor bagi semua tenaga penyortir dan pelipat surat suara itu sebesar Rp80 per lembarnya,” tutup Abbas Johan.(*)


BACA JUGA