“Tentu ada pengaruh elektoralnya, terutama di level pemilihan suara secara nasional. Caleg-caleg mereka akan sulit mengekplorasi isu anti korupsi dan tata pemerintahan bersih, dalam bersosialisasi pada pemilih,” ucapnya.

“Meskipun untuk level lokal, saya kira perlu di telisik lebih jauh. Apalagi sistem pemilihan juga tidak memberi koneksi langsung antara perilaku elit nasional dengan caleg mereka di daerah,” imbuhnya.

Tidak hanya itu saja, peristiwa ini pun juga dinilai akan membawa dampak pada persaingan di Pilpres 2019. Masing-masing kubu akan berebut insentif elektoral dari kasus ini, dengan dalih dan pembenarannya masing-masing.

“Kedepan, memang perlu penataan Pemilu yg lebih progresif. Regulasi harus mendorong instrumen untuk mencegah lahirnya calon2 koruptor baru dari proses elektoral yang ada,” tandasnya.(*)

---