Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas peserta Jalan Sehat Perkebunan yang dihadiri lebih dari 1.000 orang peserta di Kawasan Car Free Day (CFD) di Jakarta, Minggu (18/12/2022)/ Humas Kementan

Kementan dan Gapki Gelar Jalan Sehat, Mentan SYL Sebut Perkuat Relasi dan Kolaborasi

Minggu, 18 Desember 2022 | 14:04 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak masyarakat untuk memperkuat sinergi membangun sektor perkebunan di Indonesia. Ajakan tersebut diungkapkannya saat Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Ditjenbun Kementan) bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar Jalan Sehat Perkebunan di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Ia menyebut kegiatan ini, tidak hanya sebagai salah satu cara menjaga kesehatan, tetapi juga sekaligus untuk memperluas relasi dan memperkuat kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah.

pt-vale-indonesia

“Masalah perkebunan adalah masalah bangsa, yang harus secara bersama-sama kita bangun, harus saling bahu membahu, agar kita mampu menghadirkan perkebunan Indonesia yang lebih akseleratif, lebih baik dan berkelanjutan,” ujar Mentan SYL usai hadir pada kegiatan Jalan Sehat Perkebunan yang dihadiri lebih dari 1.000 orang peserta tersebut, Minggu (18/12/2022).

Kolaborasi dan kerjasama yang kuat, lanjut Mentan Syahrul, akan mendorong pembangunan sektor perkebunan yang dipastikan akan berdampak pada pembangunan perekonomian nasional. Komoditas sawit, lanjut Mentan, merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting dan berperan besar terhadap devisa negara.

“Perkebunan itu adalah penyumbang terbesar ekspor kita, sawit sebagai komoditas dibawah perkebunan, merupakan komoditas andalan dan komoditas unggulan ekspor, oleh karena itu, kita harus memastikan adanya langkah-langkah pasti dalam mengelolanya, memanage dan menjaganya agar kedepan pembangunan komoditas ini menjadi lebih baik,” tegas Mentan SYL.

Kinerja pertanian di bidang ekspor juga diperkuat melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pada Tahun 2021, ekspor produk kelapa sawit mendapatkan devisa sebesar US$30,34 miliar, sementara neraca perdagangan RI di tahun 2021 tersebut surplus sebesar US$35,34 miliar.

Capaian ekspor kelapa sawit tersebut juga diperkuat oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah. Dirinya mengatakan di tahun 2022, ekspor komoditas sawit sampai dengan bulan Oktober 2022 (angka sementara) tercatat sebesar US$26,35 miliar dan diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2022, devisa yang dihasilkan dari sawit akan mencapai US$38 miliar, lebih besar dibandingkan perolehan devisa tahun 2021.

“Industri kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja sekitar 17 juta orang, yang terserap di sektor on farm maupun off farm. Pembangunan wilayah tidak bisa terlepaskan dari peran perkebunan sawit, wilayah sentra perkebunan kini menjadi pusat perekonomian di wilayahnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum GAPKI Pusat, Joko Supriyono, berharap kegiatan yang diinsiasi oleh pihaknya bersama dengan Ditjenbun Kementan ini, dapat menjadi sarana komunikasi dan kolaborasi pemerintah sebagai legulator dengan pelaku usaha, khususnya privat sektor di bidang kepala sawit.

“Ini bagian dari bagaimana kita sebagai stakeholders kelapa sawit untuk terus memperkuat kolaborasi, kali ini privat sektor Gapki bersama dengan Ditjenbun, memperkuat komunikasi dan kolaborasi, permasalahan perkebunan ini adalah masalah bersama, pelaku usaha adalah yang day to day menjalankan kegiatannya, namun Ditjenbun sebagai regulatornya,” terang Joko usai mendampingi Mentan Syahrul.

Sebagai informasi, Jalan Sehat Perkebunan ini dimulai dari Plaza Tenggara Sudirman, yang setiap minggu dijadikan Kawasan Car Free Day (CFD) di Jakarta, Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan ngobrol dan ngopi bareng, pentas band, games dan doorprize menarik.(*)


BACA JUGA