Soto Banjar Pos yang belum disiram kuah. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel/com).

Slurp! Soto Banjar Pos dengan Telur Sepertiga Matang

Kamis, 03 September 2015 | 03:29 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Makassar, GoSulsel – Setelah mengirim paket di kantor pos pusat, Soto Banjar Pos bisa menjadi tujuan persinggahan Anda untuk mengisi perut. Soto yang dirintis oleh Asmuni Syahran di tahun 1969 ini terletak di Jalan WR Supratman.

Soto Banjar Pos disajikan di atas piring putih. Isinya terdiri dari irisan daging ayam yang empuk, soun yang lembut, tauge, kentang, dan telur. Di atasnya ditaburkan daun seledri, daun bawang, dan bawang goreng. Kuahnya yang hangat akan terasa lebih segar jika diperciki jeruk nipis yang juga telah disediakan.

pt-vale-indonesia

Yang menarik dari soto ini adalah daging ayam yang digunakan berasal dari ayam kampung. Selain itu, cara memasak bahan-bahannya seperti telur yang matangnya sekira sepertiga saja.

“Di sini, tauge dan telurnya sengaja kami rebus tidak sampai matang. Telur akan terasa gurih jika direbus tak sampai matang. Itu pula yang membedakan soto Banjar kami dengan soto Banjar yang lain,” ungkap Natasha Ayudia, salah seorang anak pemilik Soto Banjar Pos.

Bahan-bahan dan cara pengolahan Soto Banjar Pos diakui kekhasannya oleh pelanggannya. Seperti yang dikesankan oleh Haidir Mustamin.

Halaman 2
Tampak depan warung Soto Banjar Pos. (Foto: Iskandar Achmad).

Tampak depan warung Soto Banjar Pos. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com).

“Saya biasa kalau mau makan soto banjar,  saya ke sini karena soto banjar di sini itu enak. Kuahnya juga harum apalagi kan di sini juga porsinya banyak. Rasa sotonya enak apalagi telurnya tidak terlalu matang jadi rasanya memang enak. Di sini juga pake ayam kampung.  Biasanya di penjual soto lain ayamnya itu ayam potong,” ungkap Haidir yang bekerja sebagai pegawai honorer di kantor Walikota.

Sepiring Soto Banjar Pos yang mulai dapat dipesan pada pukul 8 pagi hingga pukul 7 malam ini dibandrol seharga Rp 28 ribu. Dalam sehari, menurut Natasha, 10 ekor ayam kampung habis disembelih untuk memasok kebutuhan pesanan pelanggan.

“Pendapatan dalam satu hari biasanya Rp 2 juta lebih. Kalau hari-hari libur seperti  Sabtu dan Minggu bisa sampai Rp 3 juta. Pengunjung yang makan di sini rata-rata dari semua kalangan,” ungkap Natasha kepada GoSulsel.com, Kamis (27/8/2015).

 

Reporter: Iskandar Achmad – GoSulsel.com


BACA JUGA