Jumlah pemilih sebesar 7,9 persen yang mempunyai kedekatan, terdistribusi pada beberapa parpol. Golkar menempati urutan pertama dengan 33,3 persen. Disusul PAN 12,7 persen, Demokrat 11,1 persen, Gerindra 9,5 persen, Hanura 7,9 persen, PDI Perjuangan 6,3 persen, Nasdem 4,8 persen.

“PPP, PKPI, PBB dan dua partai baru (Perindo dan Partai Idaman), masing-masing semuanya mendapatkan 1,6 persen,” tandas Herman.

Menanggapi hal ini, pengamat politik UIN, Firdaus Muhammad menilai peluang independen sangat tergantung pada ketokohan personal. Pemilih di pilkada lebih melirik figur bukan partai pengusung.

“Pengaruh partai lebih admnistratif untuk mengusung kandidat dan jaringan infrastruktur partai melalui tim juga dibutuhkan. Sekalipun partai tidak begitu populer di publik tetapi partai dibutuhkan,” ucapnya.

Lain halnya dengan, Arief Wicaksono yang mengungkapkan, saat ini memang terasa sekali bahwa parpol sangat jauh dari masyarakat/ konstituen pemilihnya. Bahkan tanpa survey pun sebenarnya bisa dikatakan bahwa parpol sekarang ini sudah kehilangan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.

---