Tahun Baru Hijriah dan Transformasi Sosial Pemuda Sulsel

Minggu, 02 Oktober 2016 | 17:50 Wita - Editor: Irwan Idris -

Momentum Hijriah dalam konteks pemuda/mahasiswa terkhusus organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan tentunya sudah menjadi sebuah perenungan yang mendalam serta terukur dimana pola gerakan kemahasiswaan harus selalu diperbaharui tentunya tidak meninggalkan spritnya yakni sebagai agent of change, sosial of control dan moral of porce, namun tentunya pembaharuan taktik dan strategi lebih konteks dengan semangat zaman, agar senantiasa meluapkan api semangat idealitas ditengah kemelut persoalan kebangsaan, keumatan dan kemahasiswaan dewasa ini.

Hijrah adalah perubahan, dan perubahan bermakna pertumbuhan. Perubahan juga berarti sebuah kesempatan. Dan perubahan bisa bermakna upaya peningkatan potensi. Karena itu, hijrah yang melahirkan perubahan itu bukan sekedar ritus-ritus belaka. Perlu kiranya mengimplementasikan semangat hijrah dalam konteks kekinian. Semangat hijrah harus diterjemahkan dalam sikap terus menerus berbenah memperbaiki diri, membersihkannya dari segala perbuatan kotor. Sehingga hati, jiwa, dan raga serta segala perbuatan menjadi suci. Untuk itulah “melongok” ke belakang perjalanan hidup menjadi penting, menjadi bahan instrospeksi agar ke depan hidup makin baik. Sebab nabi mengingatkan orang yang beruntung adalah mereka yang hari esok lebih baik dari hari ini; yang rugi adalah yang hari ini sama saja dengan hari kemarin; yang celaka adalah yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin.

pt-vale-indonesia

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, hijrah berarti perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dan sejahtera, terbebas dari segala bentuk penindasan, baik ekonomi maupun politik. Seluruh komponen bangsa harus bergerak ke arah yang sama dalam perahu Indonesia. Jangan sampai ada orang-orang tidak bertanggung jawab membocorkan perahu Indonesia untuk kepentingan dirinya sendiri. Sudah saatnya kita semua hijrah meninggalkan berbagai praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme yang semakin memiskinkan anak bangsa ini.

Namun jika tidak, berarti sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam, kita belum hijrah dalam artian yang sesungguhnya. Dan itu artinya kita tak pernah belajar dari sebuah peristiwa yang kita rayakan setiap tahun. Padahal hijrah adalah momentum perubahan. Tonggak berdirinya peradaban Islam yang maju dikemudian hari. Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1438 H.(*)
*Penulis adalah Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar periode 2011, sekarang menjabat sebagai Ketua Umum BADKO HMI Sulselbar.

Halaman: