Persoalan disegelnya gesung kata dia, lantaran pihak UPT tiba-tiba masuk berkantor tanpa ada konfirmasi sebelumnya bahkan tidak ada sosialisasi dan pemberitahuan sebelumnya kepada para seniman untuk berkantor,” kata Noval.

“Jadi terkesan masuk begitu saja, mestinya kan konfirmasi dulu atau minimal ada pertmuan formal sebelumnya untuk membicarakan itu,” pungkasnya.

Diketahui kisruh ini sesungguhnya berawal ketika adanya penempatan dan pembentukan UPT Pengelola Sarana Pertunjukan Kesenian yang berkantor di gedung kesenian Societet de Harmonie Sulsel. Hal itulah mendapat reaksi dari komunitas seniman Sulsel.

Penempatan itu berdasarkan pada surat dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Sulsel, guna pemanfaatan gedung kesenian societet de harmonie sebagai kantor UPT Pengelola Sarana Pertunjukan Kesenian yang akan mengelola Gedung Kesenian dan Monumen Mandala.(*)

---