(Foto: Pertemuan para Raja Sulawesi Selatan di Cikoang/Sabtu, 21 Mei 2016/Jaya Sahabuddin/GoSulsel.com)

Makna Ritual Accera Gaukang Karaeng Laikang di Cikoang

Sabtu, 21 Mei 2016 | 21:23 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Jaya Sahabuddin - GoSulsel.com

Takalar, Gosulsel.com — Ritual Accera Gaukang Karaeng Laikang adalah acara pemersatu bagi anak bangsa para pejuang dan pemimpin kerajaan, terutama anak cucu para raja se-Sulawesi selatan, Sabtu (21/5/2016).

Ir. Sukwansyah Karaeng Nojeng, Raja Ke-15 Laikang yang berntidak sebagai tuan rumah memperkenalkan satu persatu tamu kehormatan yang hadir di acara tersebut yakni Sindawa Tarang, Alimuddin Namba Raja Arung Keke, Raja Tello H.Gassing Rapi, Keluarga Karaeng Galesong, Ketua dewan pakar, Prof. Aminuddin Salle, Ketua Raja Raja Sul-sel Andi Makmur Andi Sadda, Andi Baso Hamid Raja Bone, Raja Sanrobone, Raja Pammana, Raja Wajo, Raja Bangkala, Ketua DPRD Takalar H. Jabir Bonto.

pt-vale-indonesia

Ketua Lembaga adat laikang, M. Yusnus Aidit, SH Karaeng Sibali  menceritakan secara singkat sejarah Karaeng Laikang dan Kerajaan Laikang yang hingga sekarang masih bertahan

“Raja-raja yang ada di sulawesi selatan itu adalah satu keturunan karna raja ke-5 Laikang adalah putra dari Raja Bone yang menjadi raja di Laikang,” papar Yunus Aidit.

Prof. Aminuddin Salle, seorang pakar budaya mengatakan, bahwa wujud dari budaya Sipakainga, Sipakalabbiri, dan Pangngadakkang yang jadi sentrum pembicaraan pada acara Acccera Kalompoang ini bukan ingin mengembalikan tradisi feodalisme, melainkan wujud dari keteguhan masyarakat yang ingin menjaga prinsip budayanya.

“Saya harus sampaikan bahwa sipakainga sipakalabbiri dan pangngadakang pada ritual accera gaukang karaeng laikang bukan wujud feodalisme tapi ini adalah wujud reformasi dan pelestarian budaya,” ungkapnya.(*)


BACA JUGA