Nuryani (34) berpose saat ditemui di tempat kerjanya di di Desa Baruga, Bantimurung, Maros, (10/03/2019).

FOTO: Buruh Perempuan Berkawan Sekop dan Besi Linggis

Kamis, 14 Maret 2019 | 06:42 Wita - Editor: Irwan Idris - Fotografer: Indra Abriyanto - Gosulsel.com

Heiria Daeng Baji (43) saat ditemui di tempat kerjanya di Jl. Abdul Kadir, Tamalate, Makassar (21/02/2019).

“Sukanya kalau dikasih tip dari pelanggan yang mencucui di sini,” ucap Heiria Daeng Baji saat berbincang dengan Gosulsel.com di tempat kerjanya. Sehari-harinya ia bekerja sebagai pencucui mobil di tempat pencucian mobil Salwa, Jl Abdul Kadir, Tamalate, Kota Makassar. Selama 20 tahun Dia masih setia dengan pekerjaan ini. Dg Baji ingin membantu suaminya Anwar Daeng Siki (46) yang satu pekerjaan dengannya.

“Tidak ada pekerjaan lain yang lebih nyaman di sini. Di tempat lain bekerja harus memerlukan ijazah, kalau di sini tidak perlu ijazah yang penting mau bekerja langsung masuk,” ceritanya. Bekerja sebagai pencuci mobil, fisik Dg Baji dituntut harus dalam kondisi prima, sebab dirinya harus mengikuti  ritme kerja di tempat pencucian mobil tersebut.

pt-vale-indonesia

Dalam sehari Dg Baji bersama suami bisa mencuci 3 hingga 6 mobil dengan durasi 5-7 menit mencuci tiap mobil. Ramainya tempat penyucian menjadi berkah tersendiri bagi Dg Baji, walau terkadang rasa ngilu Dia rasakan di bagian paha karena terlalu lama berjongkok, apalagi ditambah bobot tubuh yang cukup berat. Selain itu, otot di kedua lengannya kerap terasa berdenyut saat Dg Baji hendak tidur di malam hari.

Sehari-hari, Dg Baji bekerja dari pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam. Pekerjaan itu mesti dilakoni Dg Baji untuk menambah penghasilan demi kebutuhan keluarga.(*)

Halaman:

BACA JUGA