Penjabat Gubernur Sulsel Tinjau Sentra Pembuatan Sutera Wajo

Kamis, 10 Mei 2018 | 20:42 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Mirsan - Go Cakrawala

Menurutnya, diversifikasi produk penting. Jadi, di Wajo bukan hanya menjual kain putih. Ia menilai, yang kurang di pengembangan sutera adalah proses diversifikasi produk di Wajo.

“Sutera pada umumnya konsumennya adalah orang usia tua, sekarang bagaimana juga bisa menjangkau generasi muda dan pelajar,” sebutnya.

pt-vale-indonesia

Diversifikasi ini survei pasar. Sehingga, bisa memenuhi kebutuhan konsumen. “Ini harus diback-up pemerintah daerah, nanti secara umum gudangnya sutera ada di Sengkang, akan mengukuhkan peranannya sebagai penghasil sutera,” jelasnya.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur Sulsel Sumarsono, mendapat kehormatan untuk membersihkan benda pusaka La Tungke Palipu pada acara Mattompang atau pencucian benda pusaka di rumah adat Soraja Latenri Bali, di Kabupaten Wajo, Rabu (9/5).

Dengan hati-hati, Sumarsono melakukan perawatan dengan cara meneteskan air jeruk dan membasahi permukaan bilah pusaka, kemudian mengusapkan pada bilah pusaka secara berulang kali hingga bersih.

“Mattompang adalah sebuah bentuk perlakuan perawatan terhadap benda pusaka kerajaan. Adapun tujuan Mattompang untuk membersihkan karat pada bilah pusaka untuk memunculkan pamor pada bilah pusaka,” kata Kepala Dinas Pariwisata Wajo, Andi Darmawangsa .

Manfaat Mattompang adalah bilah pusaka lebih terawat dan tahan lama. Memunculkan nilai estetika pada bilah pusaka dan sebagai media silaturahmi dalam komunitas tertentu.

Tradisi Mattompang dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan leluhur, sekaligus sebagai perekat dalam rumpun keluarga pemilik pusaka yang ditompang.

Selain Pusaka La Tungke Palipu, pada acara tersebut juga dihadirkan pusaka keris La Makkarateng Dg Mareppa, satu buah tombak dari Kerajaan Kutai Kartanegara, satu pasang Salapu dan Petta Ranneng, satu buah Tappi Lamba Asera dan satu buah Kawali Malela.(*)

Halaman:

BACA JUGA